Kamis, 10 Oktober 2024 merupakan jadwal siswa kelas 12.F studi wisata ke Museum Adityawarman yang bertempat di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan ini merupakan agenda rutin beberapa tahun belakangan ini dari mata pelajaran Sejarah. Jika tahun-tahun sebelumnya, saya menolak untuk pergi mendampingi siswa kelas dikarenakan beberapa alasan yang salah satunya karena harus mengajar di tingkat lain. Tetapi, untuk studi wisata kali ini saya bersedia untuk mendampingi siswa kelas dimana saya sebagai wali kelasnya. Total yang berangkat ada enam kelas dengan setiap kelas didampingi oleh dua orang guru yang salah satunya merupakan wali kelas dari kelas tersebut. Untuk kelas 12.F3 saya didampingi oleh Bu Noni yang kebetulan juga merupakan salah seorang guru sejarah di sekolah saya.
Perjalanan yang direncanakan berangkat pukul 07.00 WIB akhirnya terlambat 1 jam karena menunggu siswa yang belum datang dikarenakan permasalahan transportasi dari rumah ke sekolah. Selama dalam perjalananpun beberapa kali rombongan yang terdiri dari enam bus tersebut harus berhenti karena ada yang akan buang air, bus yang bermasalah, dan beli makan siang. Syukurnya, selama perjalanan tidak ada terkena macet. Padahal sebelumnya ada kecemasan akan terjebak macet di daerah Silaiang (Lembah Anai) karena ada perbaikan jalan pasca terjadinya banjir besar yang mengakibatkan jalan putus.
Rombongan sampai di Museum Adityawarman sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung menuju lokasi museum. Mulai dari pagar atau loket sampai bangunan museum rombongan berjalan kaki sekitar beberapa ratus meter. Sepanjang berjalan kaki banyak spot yang bisa dijadikan tempat berfoto. Tetapi, karena rombongan sampai di lokasi ketika cuaca sedang hujan lebat akhirnya tidak ada yang berkesempatan untuk mengabadikan pemandangan di halaman museum tersebut. Yang lebih sedihnya lagi hujan tidak berhenti bahkan ketika rombongan keluar dari lokasi museum.
Sebelum masuk ke dalam museum, rombongan terlebih dahulu makan dan sholat Zuhur yang dilakukan di kawasan museum. Setelah itu, semua siswa langsung masuk ke dalam museum dan mulai mengisi lembar pengamatan mereka sebagai tugas dari studi wisata ke Museum Adityawarman.
- Daging. Daging melambangkan Niniak Mamak dan Bundo Kanduang, dimana mereka akan memberikan kemakmuran pada anak pisang dan kemanakan.
- Karambia. Karambia atau kelapa melambangkan kaum intelektual atau yang dalam Bahasa Minang disebut Cadiak Pandai. Mereka merekatkan persamaan kelompok maupun individu
- Lado. Lado atau sambal sebagai lambang alim ulama yang tegas dan pedasa dalam mengajarkan agama.
- Bumbu. Pemasak atau bumbu melambangkan setiap individu. Dimana masing-masing individu memiliki peran sendiri-sendiri untuk memajukan hidup berkelompok dan unsur terpenting dalam hidup bermasyarakat di Minang.
No comments:
Post a Comment