Sunday, June 19, 2022

Resume Pelatihan Mandiri "Kurikulum Merdeka" di PMM


Kurikulum dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid, yang diibaratkan sebagai jantungnya pendidikan. Menurut Ralph tyler ada 4 komponen dalam kurikulum

  1. Tujuan
  2. Konten
  3. Metode / cara
  4. Evaluasi

Sehingga, banyak negara mengklasifikasikan kurikulum dalam 3 bagian:

  1. Tujuan pembelajaran/konten
  2. Panduan pedagogi 
  3. Panduan asesmen

Ketiga komponen tersebut dapat digunakan untuk mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid. Mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut. Terlihat bahwa bahwa kemerdekaan murid dalam belajar merupakan acuan pengembangan dari kurikulum. Sehingga kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional, dimana kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan dalam pembelajaran. Maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.

Peran dan fungsi kurikulum dapat dioptimalisasi dalam kerangka:

  1. mewariskan nilai budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
  2. mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
  3. menilai dan memilih sesuatu yang relevan dan kontekstual sebagai control sosial

Murid-murid yang berasal dari beragam suku, budaya, bahasa, adat istiadat dan agama harus menjadi poin awal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan zamannya dan perlu disesuaikan pula dengan kondisi satuan pendidikan

Transformasi pembelajaran dengan paradigm baru menekankan pada penguatan kompetensi dan materi esensial atau bermakna, bukan banyaknya materi/konten yang didapatkan murid melainkan konten atau materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam.

Proses pembelajaran dapat diberikan menggunakan model pembelajaran inkuiri (inqury based learning) dimana model pembelajaran ini menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar murid. Siklus pembelajaran inkuiri:

  1. menyalakan rasa ingin tahu murid
  2. mencari tahu, mengumpulkan data, fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang murid telah ketahui serta menemukan informasi baru dengan beragam ketrampilan yang mereka miliki
  3. memilah, mengorganisasi, menganalisa, menerjemahkan, dan mengkomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikirnya
  4. membuat koneksi, mencoba menghubungkan dengan topic lain yang berkaitan dengan konteks diri murid dan lingkungannya
  5. menyelami/mendalami, mendorong murd mengambil makna/esensi dari kegaiatan belajarnya melalui penyelidikan dan murid juga mendalami/menyelami rasa ingin tahu  lebih jauh dari pertanyaan –pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka.
  6. aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah murid pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya

Transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mewujudkan profil pelajar pancasila melalui proses pembelajaran berbasis projek, dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak yang positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya kelak.

Perubahan iklim global, teknologi digital, industri multinasional, transformasi budaya merupakan isu baru yang berkembang saat ini, isu baru ini menuntut satuan pendidikan menyiapkan kurikulum yang akan membantu murid menghadapi dunianya yang penuh tantangan. Kurikulum bersifat dinamsi dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan murid kini dan di masa depan.

Jika kita diajak mengingat kembali masa kita sekolah dulu, kita mencari informasi hanya melalui buku, televisi dan radio. Tetapi, sekarang murid-murid kita mendapatkan informasi dari  buku, televisi, radio, internet, dan media sosial.

Jika dulu ketika kita ditanya Apa cita-cita kita? pada umumnya kita kan menjawab: polisi, TNI, dokter, guru. Tetapi, sekarang jika ditanyakan kepada murid apa cita-cita mereka, pastinya cita-cita mereka akan lebih beragam, seperti: polisi, TNI, dokter, guru, desainer, pengembang aplikasi-aplikasi, digital marketing,  konten creator, gamers, youtubers, illustrator animasi karakter kartun.

Ini hanya sebagian contoh yang membuat kita sadar bahwa dunia ini ternyata memang terus berubah. Jika kembali kita ingat kata-kata ki hadjar Dewantara pada modul merdeka belajar.

“maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan  kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan  dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.”

Menyadari hal ini, sudah selayaknya pembelajaran yang kita laksanakan dan kurikulum yang kita kembangkan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan murid. dan sebagai guru kita harus terus belajar untuk  mengikuti dan memahami tren kehidupan murid yang merupakan generasi Z dan Alpha sehingga guru dapat menyusun tujuan pembelajaran sesuai dengan tren kehidupan murid.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum semua pihak harus berkolaborasi maksimal.

  1. guru terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai
  2. orang tua terus memahami perkembangan dan kebutuhan murid
  3. pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak dibidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid

Mari kita tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan ke arah yang selalu lebih baik.



Salam Literasi dan Berbagi

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment